HUMBAHAS-1 MENATAP ERA KE-2 DALAM PENGEMBANGAN DAERAH PERBATASAN TERTINGGAL

on Jumat, 15 Oktober 2010

Horas to my huta

Oleh: Sutrisno Sianturi

Secara umum berbagai upaya yang dilakukan pemerintah dalam mewujudkan pembangunan bidang-bidang kesejahteraan bersama, hendaknya mampu dijadikan komitmen bersama menuju masyarakat sejahtera dan berketahanan sosial, dan tentunya adanya pemerataan taraf kesejateraan penduduk yang seimbang di setiap wilayah.

Dimana kesejahteraan tersebut jelas merupakan komitmen NKRI yang terbukti dengan tertuangnya hal tersebut di dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, alinea ke IV :
“Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada: Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.”

Sangat terlihat bahwa memberdayakan masyarakat untuk terlibat dalam proses pembangunan nasional sudah seharusnya menjadi amanat konstitusi untuk menjaga tegak dan utuhnya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Kawasan perbatasan antar Negara secara umum dan kabupaten dalam ruang lingkup yang lebih kecil lagi senantiasa menjadi permasalahan mendasar, terkait dengan bagaimana upaya pemerintah memberikan perhatian sepenuhnya terhadap seluruh aspek pengembangan baik ditinjau dari fisik maupun pemberdayaan sumber daya manusia.

Dalam hal ini kita lebih memfokuskan penglihatan kaca mata kita bagaimana pembangunan daerah perbatasan di Kabupaten Humbang Hasundutan. Sudahkah mengecap manisnya pembangunan sebagai mana dengan daerah lain di kabupaten ini.

Harapan sebelum pemilukada Rabu, 9 Juni 2010


Memang tidak bisa dipungkiri pembangunan di Humbahas tergolong berkembang pesat seiring berjalannya waktu, terutama di bidang infrastuktur terutama pembangunan jalan, dan bahkan telah bisa menjadi sebuah percontohan bagi kabupaten di sekitarnya. Walaupun pembangunan secara menyeluruh belum bisa dibilang telah berimbang.

Dalam hal ini peran aktif seluruh komponen masyarakat sangat dibutuhkan dalam memberikan suatu reposisi untuk mendorong pengelolaan kawasan perbatasan secara terpadu antara pelaku, antar sektor dan antar daerah untuk mempercepat pembangunan di kawasan perbatasan, yang tentunya harus dikelola oleh pemerintah.
Beberapa karakterisitik terlihat pada wilayah-wilayah perbatasan, diataranya :
a. Sebagian besar memiliki kondisi sosial ekonomi serta infra struktur yang terbatas;
b. Menyebar, yang secara geografis berjarak lebih dekat dengan kegiatan ekonomi daerah tetangga daripada pusat pemerintahan dari kabupaten yang melingkupingya(terutama sektor pasar);
c. Kegiatan sosial sosial ekonomi cenderung dipengaruhi oleh ketergantungan kepada negara tetangga), misalnya wawasan adat istiadat di Paranginan yang lebih cenderung lebih dekat dengan daerah kabupaten Taput.

Sebagai salah satu contoh nyata, Desa Lumban Sianturi Kecamatan Paranginan akan melakukan kegiatan menjual-beli hasil bumi, jauh lebih sering ke daerah Siborong-borong daripada melakukannya Paranginan atau Onan Lintongnihuta karena mereka merasa di Siborong-borong lebih lengkap komponen pasarnya. Dan yang lebih butuh perhatian lagi adalah desa Sihonongan, kecamatan Paranginan yang berada di lereng perbukitan antara Paranginan dan Kec. Muara hampir seluruh kultur sosialnya telah berbaur dengan Kecamatan Muara. Dimana akses jalan yang belum ada ke daerah tersebut, memaksa mereka melakukan kehidupan bermasyarakat ke daerah Muara yang notabene geografisnya berada di bawah daerah Sihonongan. Dari kegiatan adat, perpasaran, bahkan pendidikan mereka hampir mutlak adalah warga Kecamatan Muara, Kabupaten Taput. Kecuali hanya data kependudukan yang merupakan warga Kabupaten Humbahas karena tuntunan keberadaan wilayah. Hal tersebut hanya contoh kecil saja, dan mungkin hal itu dialami oleh daerah-daerah lainnya di kabupaten Humbahas yang merukan daerah perbatasan.

Seiring masa pemilukada di Humbahas dalam mencari HUmbahas-1, sudahkah para calon-calon pengisi kursi yang terhormat itu sudah memikirkannya?
Mungkin sebagai salah satu calon penghuni kursi Humbahas-1, sudah selayaknya memikirkan permasalahan klasik yang terjadi di daerah perbatas. Yakni belum memadainya kapasitas pemda dalam pengelolaan kawasan perbatasan, mengingat penangannya bersifat lintas administrasi wilayah pemerintahan dan lintas sektoral, sehingga masih memerlukan koordinasi dari institusi yang secara hirarkis lebih tinggi. Selanjutnya, belum tersosialisasikannya peraturan mengenai pengelolaan kawasan perbatasan, yang tentunya masih dihantui terbatasnya anggaran pembangunan pemda.

Setiap insan di daerah ini, sangat membutuhkan infrasturuktur yang memang untuk mewujudkannya masih sangat sulit. Dimana Pemda juga harus dihadapkan dengan pertimbangan efisiensi dari pembangunan suatu infrastruktur tertentu di daerah perbatasan. Misalnya, seberapa besarkah keuntungan dari yang didapat dari pembangunan tersebut. Apakah dengan membangun infrastruktur tersebut, sudah otomatis mengangkat taraf hidup masyarakat di daerah itu ke taraf yang lebih maju lagi? Dan masih banyak hal yang dipertimbangkan. Tapi sekali lagi penulis ingatkan bahwa hak untuk menikmati kesejahteraan hidup, adalah hak setiap warga Indonesia, siapun dia, tanpa terkecuali.

Semangat Otonomi daerah harus semakin digalakkan


Humbahas 1 yang nantinya duduk selama 5 tahun ke depannya harus siap memperjuangkan otonomi daerah dalam pengembangan Humbahas menuju kesejahteraan yang adil dan beradab. Tanpa harus melakukan ego kedaerahan dan terus menjunjung kesatuan bangsa. Sesuai nilai-nilai dasar yang dikembangkan dalam UUD 1945 berkenaan dengan pelaksanaan desentralisasi dan otonomi daerah di Indonesia, yaitu:
1. Nilai Unitaris, yang diwujudkan dalam pandangan bahwa Indonesia tidak mempunyai kesatuan pemerintahan lain di dalamnya yang bersifat negara ("Eenheidstaat"), yang berarti kedaulatan yang melekat pada rakyat, bangsa dan negara Republik Indonesia tidak akan terbagi di antara kesatuan-kesatuan pemerintahan; dan
2. Nilai dasar Desentralisasi Teritorial, dari isi dan jiwa pasal 18 Undang-undang Dasar 1945 beserta penjelasannya sebagaimana tersebut di atas maka jelaslah bahwa Pemerintah diwajibkan untuk melaksanakan politik desentralisasi dan dekonsentrasi di bidang ketatanegaraan.
Maka dari itu, dalam pesta demokrasi Humbahas Rabu, 9 Juni 2010, yang sudah saban hari terlaksana, seharusnya semoga menjadi batu loncatan bagi kita masyarakat Humbahas yang memilih para calon bupati dalam pencalonnannya, benar-benar memperhatikan keluhan seluruh umat, termasuk di dalamnya pengembangan dan pemberdayaan daerah pinggiran/perbatasan yang masih tertinggal, serta calon yang siap memperjuangkan perjuangan otonomi daerah dalam memajukan Humbahas ke depannya. Karena peran aktif seorang Bupati nantinya sangat dituntut menjadi figure bupati yang sangat loyal dalam mengarahkan haluan pembangunan Humbahas ke arah yang lebih baik.

Terus berkarya

Sekedar catatan kaki dengan para calon yang kalah sudah sebaiknya berprilaku menjadi kontrol dalam proses perjalan pembangunan tersebut, sehingga pembangunan tetap menguntungkan kehidupan khalayak ramai secara adil dan merata. Karena paradigma yang berkembang selama ini, bahwa calon yang kalah akan sibuk dengan tuntut menuntut ketidak adilan dalam pemilu, dan setelah itu diam dan acuh tak acuh akan berjalannya roda pemerintahan, dan mungkin sibuk untuk pemenangan periode selanjutnya (jika masih ingin mencalonkan kembali). Terkesan hanya sibuk dengan melancarkan dan bahkan mempoles slogan-slogan baru yang akan didengungkan kembali di masa pemilihan berikutnya. Dan paling fatalnya dengan berpangku tangan hanya asyik berkoak-koak mengkritik pemerintahan yang sedang berjalan, serta berusaha mencari celah bagaiman menggulingkannya bila bisa secepatnya. Seburuk itukah moral kita?
Seharusnya para calon bupati itu tidak hanya perlu dekat pada masyarakat pada saat-saat mendekati hari ‘H’ pesta demokrasi. Karena itu akan sangat merugikan seluruh unsur masyarakyat, termasuk calon itu sendiri. Dimana masyarakyat bisa saja dibutakan oleh visi misi yang menggiurkan, sementara ketokohannya belum teruji. Dan bagi para calon, apabila telah lama dekat dengan masyarakyat, hal itu akan memudahkan langkahnya menuju tahta pemerintahan tersebut. Karena pastinya masyarakat semakin pintar untuk menilai mana iklan kampanye yang hanya berisi janji-janji palsu. Dan membandingkannya mana calon pemimpin yang bermasalah/ atau berkelakuan baik dari segi moral, etika maupun hukum.
Semoga pilkada Humbahas menjadi benar-benar utuh sebagai pesta demokrasi, pestanya rakyat, pesta menyambut seorang tokoh pembawa perubahan Humabahas menuju arah yang lebih baik. Dan menjadi pesta demokrasi yang damai dan bisa menjadi teladan bagi pesta demokrasi di daerah lainnya di negeri ini.

Humbahas-1 Menatap Era Ke-2 di Antara Kerah Putih Dan Dasi Merah


Setelah menjalani beberapa proses pemilukada yang sangat panjang dan cukup melelahkan, pesta rakyat Humbahas telah usai dengan sukses. Ditandai dengan pelantikan pemenang hasil pemilukada, Drs. Maddin Sihombing M.Si / Drs. Marganti Manullang oleh Gubsu Syamsul Arifin, SE di Aula HutaMas, Dolok Sanggul, Kamis, 26 Agustus 2010. Hal ini Bupati yang menduduki kursi emas Humbahas lima tahun ke depan adalah orang yang sama dengan lima tahun terakhir.
Sebagai masyarakat Humbahas kita patut mengucapkan selamat & sukses bagi mereka, yang terpilih kembali, dalam arti mereka masih layak di mata masyarakat Humbahas untuk memimpin kembali dalam satu periode 5 tahun ke depan. Tentunya kata selamat ini tidak jauh dari harapan dan asa yang dibebankan ke pundak mereka. Banyak hal yang kita inginkan dari mereka, sesuai dengan porsi masing-masing yang berbeda pula. Saatnya untuk menerima dan menuntut apa yang mereka janjikan selama masa kampanye kemarin. Kita harus tetap mengawasi langkah mereka dalam mengendalikan kemudi pembangunan Humbahas, mau dibawa ke arah mana nantinya. Kita harus menjadi kontrol sosial, yang tentunya harus pandai-pandai melihat situasi serta pintar mengkritisi perjalanan itu. Maka harapan-harapan untuk hidup yang sejahtara kemungkinan lebih besar dapat tercapai.
Dalam hal ini penulis menitikberatkan bahasan akan pembangunan daerah perbatasan yang terpencil bukan berarti melupakan hal-hal besar yang menjadi pusat perhatian dalam program pembangunan jangka lima tahun ke depan, yang di antaranya adalah kesehatan masyarakat, peningkatan pendidikan, penyelesaian registrasi hutan haminjon dengan TPL dan hal-hal besar lainnya. Tapi dalam hal ini saya menitikberatkan bahasan ini, karena saya merasa hal ini sangat jarang dibahas oleh orang-orang sehingga permasalahan akan ketertinggalan di daerah perbatasan akan semakin tertinggal apabila tanpa membuka wacana-wacana yang mengulasnya secara rutin di kesempatan yang sama. Padahal hal ini sangat dibutuhkan dengan waktu yang mendesak. Dimana penyelesaian permasalahan daerah perbatasan tertinggal ini juga tidak akan terlepas dari masalah infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan masyarakat, serta masalah sosial lainnya.
Melihat dari latar belakang Bupati Humbahas, saya yakin beliau telah lebih tahu akan menyelesaikan masalah permasalahan otonomi daerah. Karena beliau adalah salah seorang perumus undang-undang otonomi daerah jauh sebelum terjun menjadi bupati.
Persepsi penanganan kawasan perbatasan lebih didominasi pandangan untuk mengamankan perbatasan dari potensi ancaman dari luar dan cenderung memosisikan kawasan perbatasan sebagai sabuk keamanan. Hal ini telah mengakibatkan kurangnya pengelolaan kawasan perbatasan dengan pendekatan kesejahteraan melalui optimalisasi potensi SDA, terutama yang dilakukan investor swasta. Sebenarnya persoalan daerah perbatasan merupakan persoalan tersendiri yang justru tidak pernah mendapat perhatian dari pemerintah pusat. Di sini pemerintah daerah harus lihai untuk memberikan keadilan kepada seluruh rakyatnya tanpa harus menunggu uluran tangan dari pemerintah pusat. Sehingga arti dan makna otonomi daerah itu dirasakan oleh kalangan masyarakat dari seluruh lapisan.
Kita akui Humbahas saat ini sudah tergolong berhasil dalam penerapan otonomi daerah. Yang dibuktikan dengan perbaikan infrastruktur jalan dan bangunan-bangunan kantor desa dan posyandu di setiap desa di Humbahas. Tapi masih banyak hal yang harus dikembangkan, yakni dengan adanya kefokusan pengembangan melalui pendekatan ekonomi produktif desa dan penguatan kelembagaan lokal dan pengembangan jaringan dan pemberdayaan potensi di daerah perbatasan. Program percepatan pembangunan infrastruktur daerah tertinggal, yaitu pembentukan kelompok kerja program pembangunan wilayah yang bisa saja didapatkan dengan melalui swadaya masyarakat setempat dengan bergotong royong. Sehingga pembangunan jalan-jalan yang masih belum mengalami pengerasan, setidaknya bisa dilalui angkutan umum. Maka dengan demikian pemercepatan pembangunan daerah terpencil akan segera terselesaikan permasalahannya. Bupati terpilih harus lihai dalam pemberdayaan sumber daya masyarakat di daerah perbatasan, dalam hal peningktan taraf hidup mereka. Yang bisa saja dengan pemaksimalan kelompok tani, atau hal-hal lain sebagainya.

Peran masyarakat dalam pemercepatan pembangunan

Kita masih bersyukur memiliki daerah perbatasan yang juga masih daerah NKRI. Yang masih jauh lebih ringan penangan penyelesaian ketertinggalan daerah perbatasan bila dibandingkan dengan daerah-daerah lain di negeri ini yang berbatasan langsung dengan negara lain. Dimana, seringkali menjadi masalah kedaulatan bangsa, sebut saja daerah Entikong, di Kalimantan Barat, pulau Borneo sana. Yang kita ketahui bersama, dari banyak media, dimana di kawasan tersebut lebih banyak mengunakan Ringgit daripada Rupiah dalam hal bertransaksi. Penduduk lebih tahu pejabat Malasya dibanding dengan pejabat Indonesia. Dalam arti penanganan pemberdayaan masih bisa lebih difokuskan terhadap peningkatan ekonomi, walau dalam hal ini juga tidak mengesampingkan peningkatan keamaanan. Tapi tetap saja kita harus berpegangan bahwa kawasan perbatasan adalah merupakan serambi depan. Yang sebenarnya sudah tersirat dalam pepatah leluhur kita ”dompakna do tajomna”. Dalam arti faktor ekonomi jelas membuat kawasan perbatasan. Dan itulah realita hidup di daerah perbatasan.
Bupati dalam hal kewenangannya sebagai kepala daerah, jika menginginkan pembangunan di Humabahas yang lebih maju lagi selama lima tahun ke depannya, harus bisa merangkul seluruh lapisan masyarakat. Tidak memandang status yang dimiliki, atau kata singkatnya harus menjauhkan praktek KKN (korupsi,kolusi, dan nepotisme). Termasuk di dalamnya adalah kembali merangkul orang-orang yang menjadi saingannya dalam pertandingan pemilukada silam kembali bekerjasama. Karena apa pun alasannya mereka adalah anak-anak Humbahas yang memiliki nilai kompetensi yang lebih. Beliau harus memimpin barisan untuk kembali merapatkannya dalam melangkah ke depannya. Tidak perlu kwatir dikatakan penakut, atau ingin hanya cari simpati.
Sebagai salah seorang mahasiswa yang dalam proses menerima pendidikan perkuliahan, penulis juga berharap kepada Bupati agar memberikan perhatian yang besar, dan membuka peluang yang seluas-luasnya bagi para saudara-saudara kami, anak-anak Humbahas yang masih belum bisa merasakan manisnya pendidikan akibat garis kemiskinan. Beliau juga harus mampu merangkul kaum-kaum cendikiawan, ebut saja sebagai contoh mudah, Bupati bisa saja mempromosikan Kabupaten Humbahas sebagai daerah penelitian bagi mereka-mereka yang masih penelitian dalam hal ini mahasiswa yang berasal dari Humbahas yang saat ini sedang menikmati perkuliahan di berbagai universitas negeri maupun swasta di seluruh pelosok negeri ini dengan berbagai program studi. Yang dalam kehidupan kampus sering diistilahkan dengan kuliah kerja nyata. Artinya Humbahas bisa digunakan sebagai laboratorium percobaan para cendikiawan tersebut. Dan dalam hal ini, Bupati juga secara tidak langsung telah berperan dalam kaderisasi generasi penggerak roda pemerintahan Humbahas di masa yang akan datang.
Sekali lagi, janganlah menganggap kawasan perbatasan sebagai halaman belakang rumah kita, tapi merupakan serambi depan, yang tidak hanya menjadi perhatian pihak-pihak terkait, tetapi agar diwujudkan secara konkret, sehingga perhatian-perhatian tersebut menjadi kenyataan yang membangun. Dimana banyak hal-hal kecil yang dampaknya sangat besar bisa kita lakukan, tentunya bila dilakukan serius dan berkesinambungan. Semoga Humbahas-1 dan masyarakat Humbahas bekerjasama dan sama-sama melakukan dan merasakan arti pembangunan menuju kesejahteraan yang adil dan makmur di era yang ke-2 ini.

Penulis adalah mahasiswa Biologi, Universitas Sumatera Utara, Ketua Ikatan Mahasiswa Humbahas USU(IMHU) berasal dari Desa Lumban Sianturi, Kecamatan Paranginan, Kabupaten Humbahas.

Kenapa Pornografi Merusak Anak dan Remaja?

Horas to my huta

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di satu sisi telah membawa dampak positif pada perkembangan kehidupan masyarakat. Namun, di sisi lain juga membawa efek negatif pada perkembangan anak, terutama pornografi.

Banyak orang yang belum menyadari bahwa anak dan remaja di Indonesia telah terpapar pornografi dalam jumlah yang tidak bisa dibayangkan dan berpotensi menimbulkan kerusakan otak yang melebihi efek narkoba.

Mengapa pornografi sangat rentan bagi anak dan remaja?

"Pornografi dapat memberi dampak langsung pada perkembangan otak anak dan remaja, yang bisa menyebabkan kerusakan otak permanen bila tidak segera diatasi," ujar Dr Mark B. Kastlemaan, pakar adiksi pornografi dari USA, dalam acara 'Seminar Eksekutif Penanggulangan Adiksi Pornografi' di Hotel Grand Kemang, Jakarta, Senin (27/9/2010).

Menurut Dr Mark, ada dua bagian otak yang masing-masing berfungsi untuk berpikir logika (Pre Frontal Corteks atau bagian otak depan) dan emosi reaktif (sistem limbik atau bagian tengah otak).

Pada bagian Pre Frontal Corteks (PFC), otak bertanggung jawab untuk mengontrol konsekuensi, tujuan masa depan, kecerdasan dan rasa peduli dengan orang lain.

Sedangkan pada bagian limbik, otak bertanggung jawab untuk melindungi dari bahaya, keinginan untuk bersenang-senang, tidak peduli dengan konsekuensi dan hanya peduli pada diri sendiri (ego).

"Pornografi sangat rentan pada anak dan remaja karena bagian logika otak belum berkembang dengan baik," jelas Dr Mark lebih lanjut.

Dr Mark menjelaskan, ada 3 tahapan perkembangan otak, yaitu koneksi, pemangkasan dan myelinasi.

1. Koneksi
Tahapan ini adalah ketika anak-anak membawa informasi dari lingkungan sekitar dan menyimpannya di neuron (sel-sel otak). Terdapat triliunan sel-sel otak yang saling terkait. Pada tahapan ini bagian limbik otak berkembang sangat awal dan mencapai puncak pada usia 3 bulan, sedangkan bagian logika (PFC) baru mencapai puncak pada usia 3 tahun.

2. Pemangkasan
Pada tahapan ini, otak melakukan pemilihan informasi mana yang bisa digunakan dan mana yang dibuang. Sambungan-sambungan saraf yang digunakan akan tetap dan menjadi kuat, sedangkan yang tidak digunakan akan 'hilang'. Pada tahapan ini, limbik akan hilang atau terpangkas di usia 5 tahun, sedangkan PFC belum lengkap sampai usia 16 tahun.

3. Myelinasi
Pada tahapan ini, neuron dilapisi oleh zat yang berlemak, licin seperti lilin yang disebut myelin. Bagian limbik akan mengalami proses myelinasi pada usia 7-8 tahun (otak kelihatan seperti 'orang dewasa'), sedangkan PFC belum lengkap sampai usia 25 tahun.

Dari 3 tahapan otak tersebut sangat jelas bahwa bagian otak limbik yang tidak peduli dengan konsekuensi berkembang lebih dulu. Nah, pada anak dan remaja yang bagian otak logikanya belum berkembang, pornografi akan sangat berpengaruh dan rentan menyebabkan adiksi (kecanduan) serta bisa merusak tumbuh kembang otak anak.

Pada pecandu pornografi, Dr Mark menjelaskan, otak akan merangsang produksi dopamin dan endorfin, yaitu suatu bahan kimia otak yang membuat rasa senang dan merasa lebih baik.

Dalam kondisi normal, zat-zat ini akan sangat bermanfaat untuk membuat orang sehat dan menjalankan hidup dengan lebih baik. Tapi dengan pornografi, otak akan mengalami hyper stimulating (rangsangan yang berlebihan), sehingga otak tidak bekerja dengan normal bahkan sangat ekstrem, yang kemudian bisa membuatnya mengecil dan rusak.

"Bila bagian otak limbik selalu digunakan untuk pornografi pada anak dan remaja, maka bagian otak yang bertanggung jawab untuk logika akan mengalami cacat, karena otak hanya mencari kesenangan tanpa adanya konsekuensi," tutur Dr Mark.

Dengan rusaknya otak, maka anak dan remaja akan mudah mengalami bosan, merasa sendiri, marah, tertekan dan lelah. Selain itu, dampak yang paling mengkhawatirkan adalah penurunan prestasi akademik dan kemampuan belajar, serta berkurangnya kemampuan pengambilan keputusan.

"Tapi sebenarnya pornografi pada anak lebih mudah diatasi ketimbang pada orang dewasa," tegas Dr Mark.

Menurut Dr Mark, otak anak yang belum berkembang dengan sempurna sebenarnya bersifat neuro plastic (mudah dibentuk).

Di satu sisi akan berdampak buruk karena pengaruh media dan pornografi akan lebih mudah masuk. Tapi di sisi lain pengaruh tersebut bisa lebih mudah dihilangkan bila ada usaha yang dilakukan perlahan untuk memulihkannya, terutama usaha yang dilakukan oleh orangtua.

So, Masalah pornografi, mari kita tanggapi lebih serius kembali.

RUJI NI ARI DOHOT PAMILANGINA (bag.VIII - akhir)

on Jumat, 08 Oktober 2010

Horas to my huta

Hombar tu pangalaho dohot parbinotoan ni sada halak do diampehonhon tu ibana goar tohonan harajaon, hadatuon, haguruon dohot hatuanon.

1. Datu Panusur.

Ia naginoaranna Datu Panusur ima, datu na patontuhon parhutaan. Ima parpeak ni jabu, unang disipak dolok, jala manontuhon harbangan dohot bahal ni huta. Datu Panusur do patariashon tu jolma na di huta i, unang gabe tu anak ni desa adop i jabuna (ima ginoarna mandesai jabu, huta dihot parikna).

2. Datu Pagar Dohot Taoar

Sadalan do pagar tu taoar. Molo di boto pauli pagar nungnga diboto i pauli taoar jala nungnga diboto i manjaha manuk sitohotoho (hontas). Adong do deba sian datu pagar naboi maniop manuk gantung, ima manuk ni gora (parmusuan ). Indang sumbarang sitiop manuk gantung, marangkop habeguon do i dohot hasingalon, ai jolma sihosoman ni bariba musu do i. Jala molo margoar datu pagar ibana dang olo be i anggo tung tangkas paurak donganna datu. Sian sorta ni pandohanna do ibana ditanda datu tandang naung sahat ibana tu datu pagar (taoar). Ima torsa-torsa ni hata namandok “Dang jadi ajian napinagaran”, lapatanna, dang jadi paoto-otoon naniubatan jala nungnga godang diboto i pompang ni pangalaho .

3. Datu Parsili

Ia datu parsili, boi do i hurang dipagar hurang ditaoar alai pande manggana parsili jala pande dohot manurungi parsili i. Sadalan do parsili tu sipaimbar, jala molo didok datu pagar dang hataoaran be, ingkon manggana parsili do jala palaho sipaimbar, alapan ma datu parsili.

Ala ni i do umbahen nang hatop dialusi jolma najolo molo adong najou-jou sian ladang, ai dihabiari sotung adong napalaho sipaimbar. Ai manang ise mangalusi pintor tusi do bali sahit ni halak napalaho sipaimbar i, Jala mansai maol do malum sahit molo na hona sipaimbar. Lapatanna, molo sahit rintik do sahit ni napalaho sipaimbar i olo do sai adong na rintik sahat tu pomparan ni namangalusi i. Ai nunga dijalo tondina sahit i

4. Datu Pandudu

Ia datu pandudu ima, naung tangkas umboto ende-ende ni tunggal panaluan, raksa ni desa naualu namanjadi bindu matoga tung so boi do datu pandudu ia so tangkas di ibana tonggo-tonggo, ende-ende, gonsi-gonsi dohot pardalan ni bindu matoga i.

Ai adong do subang ni i tu datu laho manggorga bindu matogai, ai ndang jadi lilitan ni rambu na ibana jala ingkon boi do ibana puas sian pintu ni bindu matoga i.

Nang pe naung hea ibana mangalompas panduduon, sipata do dililit rambu na ibana, ima na nidokna bosi mangan sopuna, datu mangan saputna.

5. Datu Parmanuk

Molo margoar datu parmanuk, ima naung boi manjaha manuk diampang. Godang do datu naung boi manjaha manuk di ampang, alai sai adong do namarsisurungi hadatuon ni jolma manjaha manuk. Ai adong do deba parrobo ni manuk diampang i na asing sian na tarsurat dipustaha i. Nadeba ndang holan manuk i dijaha, dijaha do deba namasa ditingki parmanuhon i, pardalan ni jolma, soara binegena dohot pulung-pulungan pinaumbukna. Sipata do ro rumbung pulung-pulunganna sipata dang rumbung jala marbona sian i ma hata na mandok pamulung do oloan, astuanna nang hurang pulungan i, molo gok di dok pamulung i, naung gok do i di datu. Molo manuk ni na hol do songon i, sai gok didok pamulung nang hurang pulungan i marhangkung do datu ingkon tubu anak ni na hol inon.

6. Guru Bisara

Ia namargoar Guru Bisara ima naung tangkas umboto mangalahat horbo santi guru bisara nama pusat ni namargoar hadatuon. Molo laho mangalahat horbo santi guru bisara, hundul dope nunga mulai ibana marende-ende dohot pargonsi. Jala pargonsi pe dang sumbarang pargonsi be molo pola tu horbo santi. Ai sude ende-ende dohot raksa ni datu i, ingkon boi buaton ni pargonsi i, ai molo so boi ditangkup pargonsi pandohan ni datu, pintor hona asup do pargonsi dibahen, suhut hona ulpuk dibahen datu. Ima alana umbahen sai serep pargonsi ni datu. Umpamana molo mandok datu: “Diboto ho do gondang nion”, molo ninna datu. “Huboto”, molo nina pargonsi nunga hona ulpuk pargonsi i. Mangupir ma datu, jala marende ma datu i laos diulpuk ma pargonsi i. Alai olo do nang datu diuji pargonsi nang pe hira soadong datu talu dibahen pargonsi. Songon on ma dibahen pargonsi manguji datu: Molo didok datu bahen ma jolo gondang ni on, hape dialusi pargonsi. “Nang so didok ho bahenonhu do”. “Bahen parsarune”, ninna datu i muse. “Dang mangkuling dope taganing”, ninna parsarune. “Bahen pandoali”, ninna datu. “Dang mangkuling dope taganing ai guru di partaganing do hami”.

Molo so malo datu palua dirina, olo ma ngongong datu i. Alai molo naung tangkas marguru do ibana, pintor didok do tu suhut, “lehon jolo pangarintaran”. Dang tarjua pargonsi i be sopaluonna ai nunga ro peleanna. Marpardomuan do torsa-torsa namandok: “Molo ro gondangna, ingkon ro tortorna”. Lapatanna, maol do ditortori halak gondang (gonci) na so domu do tu rohana, jala maol do diula halak ulaon na so domu tu rohana (dang ro subutan ni rohana). Ido umbahen sai dipanggar datu suhut tu pargonsi unang sega do ulaon ni datu i.

Ai molo dipasuhar partaganing i palu-paluna i, olo do pipot datu i, songon i parsarune molo dipahorus-horus piltik ni sarunena i olo do pipot datu. Ido alana umbahen sai tardidok datu ende-endena tingki mandudu dohot mangalahat horbo santi songonon tingki hundul dope ibana .

Didia lumban mu

Dilumban batu lumban nami

Mananti ma hamu

Mangalap datu dope hami

Marhua lumbanmu

Marsanti rea raja nami

Bahen ma jolo amang batara guru humundul partarias namalo, nang so pola hudok boi do dibotoho

Situmbur ni bulu

Sidangka ni hopo-hopo

Nasobok songon ahu

Sidongan-dongan mangomo

Au do mangaraksa

Gumodang do diho

Bahen ma jolo gondang ni pangalapi i.

Ia songon i logu ni datu i ingkon songon i do soara ni gonsi-gonsi i.

Nunga dibahen ho i amang pardoal pargonsi, Baen ma jolo gondang ni talitalion

Binuat silinjuang

Ampe di pangubari

Jagar do simanjujung

Bahenon tali-tali

Nunga dibahen ho amang bataraguru humundal partarias namalo, parindahan na suksuk, parlompan na tabo, bahen ma jolo gondang ni sampe-sampeon,

Uli do silinjuang

Bahen sanggul ni ampang

Najagar do angkula

Lehonon sampe-sampe ni ampehon tu abara

Umbahen mandok datu parindahan nasuk-suk parlompan natabo, didimpu do indahan dohot lompan tu pargonsi. Molo so didimpu indahan dohot lompan tu pargonsi nunga murak suhut i, jala mabiar ma suhut i ala hata ni datu i

Jadi dang sumbarang na boi mandok parindahan nasuksuk parlompan na tabo tu pargonsi holan datu do dohot parsinabul.

Dung sidung parhobasan di datu i, borhat ma ibana manggombar bindu matoga i, alai laho mangalangka datu i dang jadi dompakonnonna pane ingkon mangaransang do pane tu bindu matoga i.

Ninna ma:
Bahen ma jolo gondang ni bindu matoga on asa toga-togu amanta na marsanti rea bolonon. Turturan ni sunggapa. Pianaruning-uningan. Jagar bindu matoga. Mangalit sian hambirang. Dion bindu matoga. Mula ni gorga na birong. Mula ni gorga na bara. Mula ni gorga na bontar. Mula ni pambira-biraon manjadi pambarbaron. Mula ni panguhiron manjadi panggorgaon. Holit mula ni hamoraon. Buas mula ni edang.
Hasingalon majadi hatangkangon. Panggalangon manjadi harajaon. Paung ni irik-irik na so jadi pautangon. Ugasan lume na so jadi doboon. Tomu manomu-nomu na so jadi bajoon. Ima ni minaksihon ni Tuan Sori Mangaraja huhut digorga ma bindu matoga i, alai dang jadi lilitan ni rambuna ibana. Ingkon sian pintu ibana bongot, sian pintu ibana ruar. Dung sidung di gorga datu i bindu matoga i diraksahon ma dohot angka ula-ula na pinangkenai, ima: tangke, piso, tuhil, saoan, napuran, renteng ni manuk dohot na asing sahat tu tunggal panaluan (taringot tu ende-ende na di pudi pe pinatorang)

7. Guru Sinaingan

Ia namargoar guru Sinaingan nunga padonok parbinotoan na dohot guru BISARA, alai gumodang ibana manjaha parlangtian dohot manangkal aji-ajian. Ndang pola dipasomal dirina manandanghon Hadatuon ai ditandangina ma ibana (TINANDANGAN).

8. Guru Parpansaginjang

Sarupa do parbinotoan ni guru parpansaginjang dohot guru bisara, alai guru parpansa-ginjang dang olo tandang be. Gumodangnama ibana manurati angka pustaha dohot pature parbiusan, jala molo adong guru parpansaginjang di bius i dang apala olo guru bisara manandangi (mangalahat horbo) di bius ni parpansaginjang anggo dang guru parpansaginjang i namangido.

9. Guru Siopat Pusoran

Umbahen digoari guru siopat pusoran, nunga di ibana haguruon, hamoraon, habeguon dohot harajaon. Alai dang apala olo manandanghon hadatuonna dohot habeguonna tu luat ni halak, holan luatna do gumodang dipature.

10. Tuan

Mansai godang do pandok ni halak taringot tu tuan adong na mandok lapatan ni tuan ala sai tu-an tu-an manang dang sonang di luatna.

Mangihuthon hata ni guru Bisara Baliga Simanjuntak sian batu nabolon pohan julu dohot hata ni guru Sinaor Tambunan sian Lumban Pea Tambunan tu Jos Pohan songon ondo: molo dung digoari ibana tuan naung hea do ibana marguru tu luat hara banua holing jala nunga adong parbinotoanna na so adong dope di luatna hinan. Natumangkas pataridahon ima tuan sori mangaraja, jala molo so diboto dope Hasingalonna barita ni Tuan Sori Mangaraja (habeguonna, hasaktionna, hamoraonna dohot harajaonna) dang digoari i naung haguruan (guru) di habatahon. Sude do guru bisara mamboto barita ni Tuan Sori Mangaraja ala ditingki ni Tuan Sori Mangaraja do mula ni parbiuson dohot horbo santi sahat tu parjambaranna.

Laos marhite on ma pinagido tu angka dongan na ringgas manurat ugari ni habatahon asa gabe tangkas diantusi lapatan ni tektek mula ni gondang serser mula ni tortor siup mula ni tabas dohot angka namardomu tusi, asa horas tondi madingin pir to matogu.

RUJI NI ARI DOHOT PAMILANGINA (bag.VII)

Horas to my huta

PANGGURUAN NI HADATUON

Manang ise nanaeng mangguru hadatuon, tung so boi do i mangguru tu halak naleban ia sojolo tangkas ibana di ari, di bulan, di taon, di mesa dohot dilapatanna. Ia adong pe ditanda halak datu pangulpuk dang tangkas ibana patorang ari, bulan, taon, angka parjinujung do i, manang namarhasandaran. Astuannna, adong nasiar tu halak i.

Ianggo namargoar datu, ingkon diboto do jujur ni ari, bulan, taon, desa (mandesai) dohot manjaha bintang. Alana sian i do pangguruan ni “manuk diampang, panduduon dohot mangalahat horbo santi.

Dung tangkas diboto jujur ni sitombuk surik, ipe asa boi ibana manandanghon ari tumandangi ari, tumandangi bulan manandanghon bulan, tumandangi taon manandanghon taon, tumandangi bisa manandanghon bisa, tumandangi taoar manandanghon taoar. Lapatanna: ingkon adong Batahan ni hadatuon di ibana asa boi ibana marguru tu halak na leban mangambai na di ibana i. Ai molo so adong hian di ibana, olo ma ibana hona pogo manang hona rasun. Jadi ingkon tangkas do diantusi undang “undang ni hadatuon asa boi ibana marguru tu halak naleban. Ima torsa namandok “na garam di panggaraman nagurum dipangguruman, natangkas dihata-hata nasungkun diundang-undang”.

Ia namargoar datu ari, holan ari dope naboi sungkunon tu ibana (jomuk-jomuk ni ari), molo adong pe diboto ibana jaha-jahaan ni manuk dohot panduduon manang angka na asing, namartalian tu ari do i. Ai sai adong do pardomuan ni ari tu angka parbinotoan i sude. Datu ari namargoar datu parsiajar, ima sihabiaran ni datu tandang, ai ido na olo manulluk taha-taha.

Umpamana: Molo manilik manuk gantung datu (manuk si toho-toho), adong ma di ida tanda ditaha-taha ni manuk i nasubang paboaon ni datu, manang na hona tu datu tandang i jaha-jahaan ditaha-taha ni manuk i, ima naolo mandok aha nanidok nion datu, gabe olo ma tarsonggot datu i dibahen halak sisongon i, ai dang managam hian datu i diboto nadilambungna i jaha-jahaan ni i. Ido umbahen sai lapik hata ni datu tandang natangkas marguru tu angka nahundul dilambungna. Marbona sian i do hata namandok: “situlluk taha-taha”. Ima naolo manulluk ulaon ni dongan nahurang denggan (naroa), naolo paurak jolma di hatoropan.

(Marudut do pe...)

RUJI NI ARI DOHOT PAMILANGINA (bag.VI)

Horas to my huta

Jaha di sahit


Padomuon ma mamis nalima tu pangaroda naualu, alai dang boi holan patik-patikna i pangguruanna, dohot do marhite nabinerengna dohot nabinegena uju dialapi laho borhat dohot mandapothon huta ni namarsahit. Ianggo parmamis nalima marpangguruan ma sian ari ni jolma tubu dohot ugasan mago. Alai diajari badia ni guru do datu laho manjaha sahit dohot mangubati (dang holan patik-patiknai be).

1. Molo dompak purba do datu hundul manang jong-jong ,ro namangalapi ibana,
mangolu do namarsahit i, alai godang saemna. Maroing ma datu i pamahirhon
namangalapi i, pintor di raksa do disi hajolmaon ni namarsahit (nampuna
gelleng i).
Hata ni datu:
a. Balganai sala binahen ni amana manang ompung na tu raja ni hula-hulana.
Hatop sulangi hamu hula-hula muna.
b. Nunga ditandingkon hamu baha ni ompumuna, ido namanginsombut dohot na
manginona, jala pajong-jong hamu baha ni amamuna manang ompumuna asa malum
namarsahit.
c. Naeng ma jolo apusonmuna hoda (debata jinujung).
2. Jaha disahit dompak anggoni.
Hata ni datu:
Homitan ni huta namanahiti jala naung somal dipapele-pele hamu.
3. Jaha dompak dangsina.
Hata ni datu:
Nunga adong salam tu raja nisombaon. Ai alopan ni i, manuk nabontar paluaon
tu parsombaonan i, sagu-sagu, pisang, ansimun, rondang,itak gur-gur. Ima di
hatahon tu parsombaonan i.
4. Jaha dompak nariti.
Hata ni datu:
Begu ni namate mangangkat (na mate haholongan) mangido, jala namarsahit i
nungnga gumodang tu hamatean.
5. Jaha dompak pastima.
Hata ni datu:
Nunga adong na mate dilanglang sian hasuhuton i. Jala adong hirim nabalga na
so dipasahat tu namarsahit i. Begu (simangot ni ompuna pe naeng ma elehonna)
6. Jaha dompak manabia.
Hata ni datu:
Nunga adong namate maup sian hasuhuton i. Sapata ni anak nauli pe nunga adong
sian ompu ni hasuhuton i. Palao sipaimbar ma halak inon jala papurpur sapata
ni anak nauli, upaonna ma tondina dohot manuk namarhandang.
7. Jaha dompak utara.
Hata ni datu:
Datu bolon jala datu nahadohan goar sian ompu ni hasuhuton namanahiti. Jadi
naeng ma jolo lehononna alopan ni i, lehononna ma dengke sampur diampang
manang biang na martagan jala sunggam balanga molo naung magodang do na
marsahit i. Alai molo dakdanak do, dengke sanjongkal manang tinutur-tutur pe
boi do, sae do uma so binaboan, malum sahit so niubatan asal dipasahat hamu i
jala manjalo parhangkungon ma tu datu.
8. Jaha dompak irisanna.
Hata ni datu:
Nunga dompak desa namate, manang sadia godang pe saem dang tarambat be.
Alai dang pola dipaboa datu inon i, haluaan ni hata do dibahen didokma: sae
do uma so binaboan malum sahit so niubatan.

Dua Bagian tinuju ni hata on, sada hata natoho, sada haluaan ni hata.Ulpuhonna ma muse suhut i parpurpur sapata ni boru. Marmula sian i ma hata namandok, ”dang disaem ho hosam ninna” molo masalpuhu pangalahona tu hula-hula na. Molo datu naung marsahala boi do diraksahon sude namasa di hasuhuton i. Alai adong do bolat ni hasorangan ni hadatuon tu nasiar-siaran. Molo nasiarsiaran (namarjinujung) najinujungnai do marhata-hata. Alai molo marhite sian mamis na lima dohot panggaroda naualu do ibana manjaha diangkupi alatan todik lang-lang manang boa-boa ni sori matandang, ima niangkupan ni niidana dohot nabinegena jala diangkupi badia ni guru (na haguruan).

(Marudut do pe...)

RUJI NI ARI DOHOT PAMILANGINA (bag.VI)

Horas to my huta

PANJUJURON MANGIHUTHON MAMIS NA LIMA

Di Anak Tubu
.

Ia disitualang ari na di ina ni tangan panogotina (mamisna ), molo baoa do na tubu i jala anak ni raja, banta (bangko), naboru do i, jala pasuruthon sian amana dohot ompungna, sibutuha meneng-eneng do i jala laga mangallang lasiak. Olo do i mangonjar amana manang ompungna, manang hahana, manang tinodohonna. Gumirgir do i sisada sabutuha. Ima nigoarna sisoluk halang ulu molo baoa. Molo naborua do i olo do i mangonjar tu inana, natalam bohina, jala na jojat butuhana. Molo boru gonggoman do manang napogos nampuna ari i, upaon ni parboru ma boruna.

Molo di situalang arina, jala tongon di anggara lumobi di anggara nabegu, disitumudu panogotina, ima ari ni anak nabegu jala raja. Tu aek so ra mengge ma i tu ari so ra mabiltak. Sipultakhon barita ma i, jala dang sialang-alang baritana. Jala molo tung naung ditinggalhon habeguon dohot harajaon hian halak inon, horbo manurun ma inon mulak tu barana, tangke marung-rung ma i mulak tu songkirna, molo disijagoat panogotina (mamisna), ari raja ma i jala parhata tingkos, dang olo i manolon-nolon dang olo i margabus-gabus. Sitingkos ni ari do disi sijujur ni ninggor.

Baoa manang borua pe i, dang jadi pasidingon i molo adong sipahataon molo dipapudi halak i hinorhon ni sogo ni roha, lao paleahon sangkap na, lam maribak ma parhata on i, jala molo dipapulik dongan tubuna halak sisongoni, lam tu lunsut na horjai, ai jolma namarsahala do napinapudina i. Ai tung so diboto halak ari partubu ni jolma si songon i, pintor diboto halak narihim di ari do na tubu di songon ni halak i. Molo dipapudi halak si songoni di sada lunggu manang horja, jala adong tongon narihim di ari di lunggu i, pintor di pinsang si boto ari do halak na papudihon i.

Ai tung tuloja na do halak na papudi jolma sisongon i partubuna. Jot-jot do dipapudi halak jolma si songon i partubuna, alana dang olo halak si songon i partubuna martahi-tahi, ai jolma na burju do halak sisongoni jala namanat, naso olo pajolo-jolo dirina.

Molo situalang do panogotina, ima, ari ni najungkat jala siallang gana, sibondut tutu. Sai holan na mandaho do ulaonna jala ampot limut do hata ni halak sisongon i. Molo di anak ni tangan do panogotina, jolma siloja-loja do halak inon, parbarita so sungkunon do i, jala sai tubu do barita bahenon ni i sian dugul ni patna. Jala molo dipadomu tu ari, artia, artia ni aek, artianni anggara, ari paruma-uma (parburju-burju) ima naboti.

Suma, suma ni mangadop, suma ni holom, ari ni simanggo-anggo jala si tullang-tullang hata naso mahap di tambena.

Molo di anggara do, anggara sampulu, anggara na begu, tarlumobi molo anggara na begu huhut martomu tu panogotina, ari ni anak na begu ma i.

Muda, muda ni mangadop, muda ni holom, parlambok manghatai jala bantana banta na boru. Ulaonna pe dang mulak ulaonna ulaonni naboru.

Boraspati, boraspati ni tangkup, boraspati ni holom, sidua dua gondang na. Olo doi sipanggalang olo sipapangan mago, sitimbangan ma tu parmamis na lima.

Singkora, singkora purasa, singkora maraturun. Golang-golang so tuk (sundat-sundat) tahina, olo doi parholit, olo doi maduma, alai dang ibana mangallang ni ulana (pinungkana). Molo naboru i, panggatti do mangallang pinungka ni i.

Samisara, samisara purasa, samisara bulan mate jala toho di panogotina (mamisna) ari ni pareme jala parmas, napide (mamungka jala parbuas mangalehon).

Tula. Molo tubu di tula jolma, somalna sisada sabutuha ma ibana, ai tula somarangkup do i, alai sai adong do hinorhon ni saem didok. Ndang siduaan hata ni halak sisongoni, parhata sada doi jala natanda diadian. Sapala mamora, tung dipasuksuk do hamoraon ni halak sisongon i. Molo sapala raja i tung tandi do i sian donganna raja. Alai molo sapala runsur i tung songon parnangkokna i do parrunsurna.

Alai sudena i, ingkon sitimbangon diari na tu panogotina (mamisna), alana sipata do maralo ari na tu panogotina. Jala dumenggan do partubu ni jolma dung salpu tula, jala laos adong do ari i ari ni jolma na raja, adong ari ni anak hinomit, adong ari ni boru gomgoman. Molo di hunti na so tandukna disarat na so ihurna, ima jolma na so umboto tambena. Angka ima sipatomu-tomu on ni sijaha ari.

Ugasan mago

1. Molo di sijagoa (na so margoar) ari ni ugasan mago, tu ina ni tangan
panogotina nungnga taripar handang ugasan i, na manangko siallang gana, maol
jumpang panangko i alai jumpang do muse ugasan i nang pe naung taripar
handang. Mas pe manang ugasan pangkean. Molo ringgit do (hepeng ) nang so
jumpang pintor adong do hatop ganti ni i.
2. Molo di anak ni tangan do ugasan mago di ina ni tangan panogotina jumpang do
ugasan i.
3. Molo di ina ni tangan arina di situmudu panogotina, ingkon jolo dipele do
pangulubalang. Olo do i dapot olo so dapot sihuduson do mangalului i jala
parbaba oga-oga situhason.
4. Molo disitualang panogotina, mulak do ugasan i hatop. Ai halak na raja do
namambuat, olo do nang paruma-uma, alai dang olo i manolon gana.
5. Molo disijagoa panogotina, dang mulak be ugasani, nunga siallang gana
namambuat. Unang maloja hu be mangalului.
6. Molo di anak ni tangan do ugasan mago, olo do dang dapot olo dapot. Dapot
panangko dang dapot ugasan. Ai ugasan ni namanangko dang adong sibuaton
abulna. Molo pinahan do namago i, di sijagoa dohot di anak ni tangan do
sihabiaran, lumobi molo mangaliat arina tu panogotina, nunga taripar handang.
Alai molo di anak ni tangan panogotina jala dang pola mangliat, olo do
tarhapit pinahan i manang magulang. Jadi dapot dope bangkena.

Songon i ma hatorangan ni poda ni jomuk-jomuk, jala boi dope tamba i tuparbinotoan ni sipahan ari marhite sian naung tinuluthonna.

(Marudut do pe...)

RUJI NI ARI DOHOT PAMILANGINA (bag.V)

Horas to my huta

TONDUNG RAMBU NAONOM


Adong do dua Bagian tondung na marpangguruan sian panggorda na onom, ima, tolu gotap do bonang manalu dilompit dua, gabe onom ma punsuna. Dipapungu ma punsuna naonom i, jala dipulos-pulos ma punsuna i. Molo sirang do bonang i, ima naung manjorot, molo tung partontangan do monang ma nabinorhatan i. Molo tondung tu partiga-tigaon do mangomo ma nabinorhatan i. Molo tandang pinadatu do dapotan ma hita laho tandang.

Alai molo hea domu dua tu hambirang punsuna sada tu siamun, jagaon do parmaraan disi. Molo martontang do, nunga olo hona disi parbingkas. Molo tu siamun do domu dua, ingkon jolo sulangan ma ulubalang parjolo-jolo asa borhat. Dang sombu dope roha ni napinaborhat i disipanganon. Molo martolu suhi do bonang i di hambirang di saimun dipamangan ganup masisangkingan be, nunga talu napinaborhat i. Songon i ma jaha-jahaanna nang tu partiga-tigaon, nang laho tandang pinadatu.

Tonggo-tonggona :

Humiak, hubaja, huhasap hudaupa, namamiak mambaja, mangasap mandaupa di badia ni guru, guru pinangguruan, guru parjolo guru parpudi. Tondi ni guru namangolu, badia ni guru namate. Hupio hutonggo hamu ale badia ni guru, dang na tumonggo mangan tumonggo minum, asa mangajari manuturi do hamu di tondung rambu naonom simonang–monang on. Sitatap na mandao sitailihon na mandonok on, gari taripar laut tinonggor ni simalolongna tolpus dolok tinailihon ni matana, sipaboa tondi mago sipaboa tondi mamora on.

Datik margait halak ompung todung rambu na onom, tongka ho margait, datik margapgap halak da ompung tongka ho margapgap, datik manangko halak tongka ho manangko.

Ndada nahutedektedek on da ompung songon timbaho di onan hupangido-ido songon gambir di dalan. Natangkas huguruhon do sian badia ni guru sian sahala ni guru, di indahan sipailohot, lohot ma poda di ahu, di dengke tinuturan, tutur poda di ahu. Patiur ma songon ari parondang songon bulan. Ro sampuran na suksuk sampuran tu mandol batu. Haroaon ma di suhut parhangkungon ma di datu.

Dung sidung ditonggohon, dibungka ma tondung i, ima songon na tarsurat di ginjang i.

Domu tu hata na di ginjang i do torsa na mandok: napinodahon asa poda napinollunghon asa pollung, naginuruhon asa parbinotoan, lapatanna, dang boi holan na binege-bege poda ingkon na tangkas ginuruhon do. Songon i do dohot pollung, dang boi asal baraksi dohonon, ingkon tangkas botoon hata Batak dohot lapatan ni hata Batak i, unang lipe natinujuna. sotung pultak tu suhulna, gabe datu mangan saputna (diallang binotona datu) ditaha pollungna raja .

(Marudut do pe...)

RUJI NI ARI DOHOT PAMILANGINA (bag.IV)

Horas to my huta

PANE NA BOLON

Ia Pane Nabolon ima namanghangkam tolu desa, astuanna; Molo di Purba uluna di Utara ma ihurna (ihur ni pane i). Somal do didok halak ihur ni pane, ima na sai marsillam satongkin dung bot ari. Jala sai di pangholom ni bulan ma i najumotjot tarida. Songon pangurupi do i di halak namardalan borngin, ai marhite sian panghirdop ni ihur ni pane i gabe dapot do tarida lima dopa tu namardalan dinaholom.

Opat hali do munsat pane nabolon dibagasan sada taon. Di bulan sipaha sada, dua dohot sipaha tolu di purba. Di bulan sipaha opat lima dohot sipaha onom di dangsina. Di bulan sipaha pitu ualu dohot sipaha sia di pastima. Di bulan sipaha sampulu, bulan Li (Lihu) bulan hurung di utara.

Mangihuthon pandok ni angka datu, ganup munsat pane nabolon, sai manjaga do na jumujung hunik, lumobi molo tarida langit marrara. Jala molo humolo-holo sada ina, pintor disungkun sibaso do naumbotosa manang didia pane. Molo soadong na umbotosa ditingki i, manuk namodomhon ma dibereng. Ai dang olo ninna manuk na modomhon mandopakhon pane, ingkon dihambirangna do manang di siamunna.

Hira munsat pane i, ingkon jolo di dalani do anak ni desa hinangkamna di sipaha natolu i, tarida do i sian parhusor ni manuk namodomhon. Naung dompak habinsaran hian manuk i olo do i gabe dompak angkola (dangsina). Disi ma diboto siradoti ari naung munsat pane, asa diboto padomuhon tu adop ni pane nabolon molo adong namanungkun ari tu ibana. Ai dang jadi dompakkonon ni parumaen ro pane, nang mangompoi bagas pe ingkon jolo munsat do pane asa mompo. Songon i nang tutuaek molo tongon dompak pane adop ni jabuna. Jala molo adong parumaen na baru ro, jala tongon dompak pane adop ni jabuna, manginjam jabu nama nampuna parumaen i, manang tu jabu na asing nama jolo di bahen paima sae robo-roboanna, sipata dipungka laba-laba sian lambung asa unang martaha tu pane.

(Marudut do pe...)

RUJI NI ARI DOHOT PAMILANGINA (bag.III)

Horas to my huta

JAHA JAHAAN DI PAPANGAN NI ARI

1. Hala sadari .

1. Ia di sipaha sada, di samisara na godang (samisara Purasa ) mangan hala sadari
2. Ia di sipaha dua, di suma (ni poltak ) mangan hala sadari)
3. Ia di sipaha tolu, di boraspati ni tangkup mangan hala sadari
4. Ia di sipaha opat, di tula mangan hala sadari
5. Ia di sipaha lima, di singkora duduk mangan hala sadari
6. Ia di sipaha onom, di singkora duduk mangan hala sadari
7. Ia di sipaha pitu, di singkora (ni poltak) mangan hala sadari
8. Ia di bulan sipaha ualu, di singkora duduk mangan hala sadari
9. Ia di sipaha sia, di anggara (ni poltak ) mangan hala sadari
10. Ia di sipaha sampulu, di tula mangan hala sadari
11. Ia di bulan Li (Lihu ), di suma (nipoltak ) mangan hala sadari
12. Ia di bulan Hurung, di antianiaek mangan hala sadari

Diorai do marhorja di papangan ni Hala sadari, nang pe ari nauli diparhalaan jala sunggu bajik dipanggilingan.

2. Hala Sungsang.

1. Ia di sipahasada, di muda ni mate mangan hala sungsang.
2. Ia di sipaha dua, di suma ni mate mangan hala sungsang.
3. Ia di si paha tolu, di samisara maraturun mangan hala sungsang.
4. Ia di sipaha opat, di boraspati ni holom mangan hala sungsang.
5. Ia di sipahalima, di anggara ni holom mangan hala sungsang .
6. Ia di sipaha onom, ditula mangan hala sungsang
7. Ia di sipaha pitu, di Singkora Purasa mangan hala sungsang
8. Ia di sipaha ualu, di muda ni mangadop mangan hala sungsang
9. Ia di sipaha sia, di sumani mangadop mangan hala sungsang
10. Ia di sipaha sampulu, di samisara (ni poltak)mangan hala sungsang
11. Ia di bulan Li (Lihu), di boraspati (ni poltak )mangan hala sungsang
12. Ia di bulan Hurung, di anggara (ni poltak) mangan hala sungsang

Diorai do marhorja di ari papangan ni hala sungsang nang pe ari nadenggan diparhalaan, jala sunggu bajik dipanggilingan.

3. Si Tiga Bulan

1. Ia di sipaha sada, sipaha dua, sipaha tolu, di singkora (ni poltak),
anggara ni holom, boraspati ni holom, singkora duduk mangan si tigabulan.
2. Ia di sipaha opat, sipaha lima, sipaha onom di singkora (ni poltak ),
boraspati ni holom, suma ni mate mangan si tigabulan
3. Ia di sipaha pitu, sipaha ualu, sipaha sia, di artia, suma, muda, muda ni
mangadop, samisara maraturun dohot anggara nabegu mangan si tigabulan di ari
inon
4. Ia di sipaha sampulu, Li,Hurung, di muda (ni poltak ) samisara purasa dohot
di anggara na begu, mangan si tigabulan di ari inon.

Unang hita pipot di ari, lindung hita di bulan, dang jadi parhorjahonon ari ni si tigabulan, nang uli diparhalaan sunggu bajik dipanggilingan, marhinaon do asa mauli.

4. Sibanggua ni ari

Sibanggua ni ari jaha-jaha do i dipompang ni sipanganon, ima :

1. Di artia, ihan na so panganon
2. Di suma, ihan niura na so panganon
3. Di anggara, namardaro na so panganon
4. Di muda, babi na so panganon
5. Di boraspati, manuk na so panganon
6. Di singkora, lombu na so horjahonon
7. Di samisara, horbo na so horjahonon

Molo marhorja halak dipasiding ma pompang ni sipanganon i, asa horas halak namangansa sian horja i. Ia so tarpasiding do ari i, bolonghon ma jolo saotik sipanganon i tagan so adong dope na mandai asa siharhar ni ladang jumolo mandai. Ai manang ise jumolo mandai, tusi do hapilingon ni pompang i. Siharhar ni ladang do sisopsop naigar sisobur na asom.

5. Sibanggua ni ugasan.

1. Artia: Sibanggua ni jolma, unang pangoli anak manang pamuli boru, manang
mamandahon natua-tua di ari inon.
2. Muda: Sibanggua ni horbo, unang manjalo manang mangalehon horbo di ari inon
3. Boraspati: Sibanggua ni mas, unang mangalehon manang manjalo mas di ari inon,
manggadis manang manuhor unang di ari inon
4. Singkora: Sibanggua ni bosi, unang manjalo manang manglehon bosi di ari inon,
manuhor manang manggadis unang di ari inon
5. Samisara: Sibanggua ni eme, unang manggadis manang manuhor eme di ari inon,
marsali manang pasalihon unang di ari inon
6. Antian ni aek: Sibanggua ni tano, unang mangongkal manang manghali tano di
ari inon, mandondon manang padodonhon tano unang di ari inon
7. Suma ni mangadop: Sibanggua ni ulos, unang manglehon manang manjalo ulos di
ari inon, manuhor manang manggadis ulos pe unang di ari inon
8. Anggara Sampulu :Sibanggua ni napuran ,unang manjaha napuran di ari inon

Tolu hali sabulan pajumpang goar ni ari inon asing di tula, sipasidingon ma tolu ari di sada bulan banggua ni ari. Gari ugasan mago unang ma di ari inon.

(Marudut do pe...)

RUJI NI ARI DOHOT PAMILANGINA (bag.II)

Horas to my huta

Pamilangi ari dohot pandohoti dipangarujion ari idaon mai sian dasor bilangan ima:

* Ari rojang na tolupulu
* Parmesa na sampuludua
* Panggaroda naualu
* Gorda na onom
* Mamis na lima
* Pehu na opat
* Panjorotan na dua
* Hatiha pungpung si sada-sada

ad_1. Ari rojang na tolupulu.

Ia lapatan ni ari rojang natolupulu, ima tolupulu jujur ni ari dibagasan sada bulan. Diparhalaan, di anak mangoli di boru muli . di anak tubu dohot di boru sorang di angka ulaon sahat tu jomuk-jomuk ni ari.

ad_2. Parmesa na sampuludua.

Parmesana sampuludua, ima bulan na sampuludua manang panggilingan na sampuludua manilik ari si parhorjahononhon mangihuthon sipaha ni bulan (parmesa).

Goar-goar ni parmesa na sampuludua :

1. Mesa (sipaha sada)
2. Marsoba (sipaha dua)
3. Nituna (sipaha tolu)
4. Harahata (sipaha opat)
5. Singa (sipaha lima)
6. Hania (sipaha onom)
7. Tola (sipaha pitu)
8. Martiha (sipaha ualu)
9. Dano (sipaha sia)
10. Mahara (sipaha sampulu)
11. Morhumba (Li )
12. Mena (Hurung )

ad_3. Panggaroda naualu.

Lapatan ni panggaroda naualu, ima jujur ni desa na ualu, di goar-goar ni desa i.

Goar ni desa naualu:

1. Purba (Timur )

2. Anggoni ( Tenggara)

3. Dangsina (Selatan )

4. Nariti (Barat Daya)

5. Pastima (Barat)

6. Manabia ( Barat Laut )

7. Utara (Utara )

8. Irisanna (Timur Laut)

Jotjot do i dipangke datu manilik ari diugasan mago, alatan ni sahit, manjaha manuk diampang dohot angka ulaon namardomu tusi.

ad_4. Gorda na onom.

Goar ni panggorda naonom, angka ondeng ma :

1. Gorda ( onggang, lali )
2. Sorpa (ulok)
3. Sangmusiha (tihus, monsi)
4. Marsoba (lampu-lampu )
5. Sua (asu, babi)
6. Sangbinea (ombun, angin)

Jotjot do i dipangke datu manilik ari laho tu partongtangan dohot na mardomu tusi.

ad_5. Mamis na lima.

Goar ni mamis na lima :

A.

1. Mamis (sogot, mulai poltak mataniari)
2. Hala (pangului, hira-hira pukul sia sahat pukul sampulu sada )
3. Sori (hos, tonga ari )
4. Borma (guling, hira-hira pukul dua sahat tu pukul lima )
5. Bisnu (bot, laho mangholom mataniari )

B.

1. Ina ni tangan (ina ni jari )
2. Situmudu (jari jari paduahon )
3. Situalang (jari partonga–tonga )
4. Sijagoa (jari paopathon )
5. Anak ni tangan (anak ni jari)

Dipangke jahajahaan, dipartubu ni jolma, mangatiha ugasan mago, boa-boa ni sorimatandang songon panggilingan ni parhalaan, ari ni sahit dohot gora (parmusuon) dohot angka na asing.

ad_6. Pehu na opat.

Ia pehu naopat, ima tiang ni desa na ualu (ina ni desa, purba, dangsina, pastima, utara), didok ma i tiang ni desa manang tiang ni tano. Masuk tu torsa-torsa do hata na mandok martiang do tano on, tujuanna dang boi holan gogo ni hata manang torop ni partubu. Adong do sitiop tampuk ni tanoon, ima raja ni huta, horja, dohot raja ni Bius .

ad_7. Panjorotan na dua.

Ia panjorotan na dua ima mata ni ari dohot bulan na manondangi tano on. Jala dipangke do i manjaha partaonan dohot nanaeng masa.

ad_8. Hatiha pungpung si sada-sada.

Ia hatiha pung- pung sisada sada na martujuan tu pusok ni tano on manang pusok ni desa naualu.

(marudut do pe...)

RUJI NI ARI DOHOT PAMILANGINA

Horas to my huta

Asa tek-tek mula ni gondang, serser mula ni tortor siup mula ni tabas, panguhiron manjadi panggorgaon, parholiton (hapideon) mula ni hamoraon, Panggalangon mula ni harajaon hasingalon mula ni hatangkangon, paung ni irik-irik na so jadi pautangon tomu manomu-nomu na so jadi bajoon, ugasan lume na so jadi doboon. Napinollunghon asa polung, napinodahon asa poda, naginuruhon asa parbinotoan.

Ia lapatan ni sitombuksurik, ima ruji-ruji namasitendehan dibagasan namarhahomion diari-ari ni habatahon dohot di ugarina. Marmula do i sian sisia-sia ni hata Batak dohot panjujuran ni ari (parhalaan) sahat tu poda ni hadatuon habeguon (hasingalon), hatungkangon, mangula tano dohot ruhut ni harajaon.

Ala datu ari do dasor ni hadatuon sahat tu haguruon di habatahon, jumolo ma sian i nimulaan sitombuk surik on, jumolo ma jolo pinaandap goar-goar ni hadatuon dohot haguruon dihabatahon.

1. Datu Ari
2. Datu Panusur
3. Datu Pagar Dohot Taoar
4. Datu Parsili
5. Datu Pandudu
6. Datu Parmanuk dohot Manuk Gantung
7. Guru Sinaingan
8. Guru Parpansaginjang
9. Guru Bisara
10. Guru Siopat Pusoran

(Marudut do pe on....)