Garam Vs Gudang Garam, Pilih Yang Mana???

on Jumat, 28 Januari 2011

Horas to my huta

Medan, Banyak di antara kita yang lebih senang menjadi gudang garam daripada menjadi garam itu sendiri (Xavier Quentin Pranata).

Para ahli pemasaran, mengatakan bahwa saat ini bila kita menjual produk, maka baik langsung maupun tidak langsung, kita juga menjual jasa/layanan di dalamnya; layanan merupakan unsur yang tidak dapat terpisahkan dari produk. Tetapi ada barang yang dibeli atau dibutuhkan hanya karena keberadaan fisik atau produknya, tanpa perlu layanan macam-macam, yaitu garam. Garam sejak dulu dicari orang karena rasa asinnya dan kemampuannya untuk mengawetkan, bukan karena yang lain-lain.

Dalam kehidupan pun hendaknya kita dapat berfungsi dan menjadi seperti garam. Biarlah keberadaan kita mampu mengubah lingkungan, tanpa perlu terlihat lagi, seperti garam yang membuat sayur asam atau sop menjadi enak, tetapi garamnya sendiri sudah larut menjadi satu dan tidak kelihatan lagi.

Banyak orang di sekeliling kita yang lebih mementingkan tampilan luar daripada kemampuan yang ada di dalam dirinya. Ada orang yang berpenampilan rapih dan perlente, agar disangka orang kaya dan terpandang, tetapi ternyata ia seorang penipu kelas kakap. Jadi marilah kita tunjukkan kemampuan dan kompetensi yang ada dalam diri kita, bukan bungkus luarnya. Jadilah garam, bukan gudangnya!

0 komentar:

Posting Komentar