Ue Rohaku, Pos Ma Ho Tontong IV

on Kamis, 22 Desember 2011

Horas to my huta

Apa aku tak bisa lagi melihat sisi baikku
Apa hidupku harus selalu diwarnai kecemasan
Apa memang hidupku harus selalu berantakan
Apa inikah cerminan diriku

Siapakah aku
Apa aku pecundang sejati
Apa aku orang terbodoh sejagat
Apa tak ada lagi masa depan indah tersisa untukku
Apa masa keemasan telah meninggalkanku
Apa tiada lagi hal yang membanggakan dari diriku

Kebohongan besar apa lagi langkah ini
Dusta pada siapa yang tak aku penuhi
Agar segera berhenti mulutku meracuni

Apa aku telah menjadi rumah iblis
Menjadi tempatnya bernaung setiap saat
Hingga duka telah menjadi bagian hidupku
Bahkan pintu untuk berharap saja serasa hilang dari benakku

Atau bahkan setan telah memenuhi aliran darah dalam nadiku
Hingga ku selalu berada seeakan ambang sore terakhir
Yang memastikan tiada mentari esok pagi
Inikah gambaran diriku maestro pecundang sejati

Jika kepalaku setiap saat ingin pecah
Kenapa tak pecah saja sekalian
Jika itu membuatku lebih baik
Jika itu menghentikan semua mulut besarku

Hari-hariku tiada pernah berhenti dari mencaci maki
Mulutku serasa nikaraguanya sumpah serapah
Telingaku hanya menerima ucapan kotor saja
Bahkan mataku hanya bias melihat kegelapan
Sedang wajah manis hanya menjadi topeng kebengisan semata
Bahkan gerak tubuhku terlalu lihai dalam menipu
Inikah diriku yang menjadi aktor untuk diriku selalu

Ketika air mata penyesalan ingin jatuh
Hati kan segera mencercanya
Dan naluriku meneriakinya hanya kebodohan tiada artinya
Begitu matikah jiwa ini
Apa aku telah menjadi raga yang hidup dalam jiwa yang mati

Lagu-lagu rohani yang agung bersahaja
Kini telah menjadi bisikan neraka bagi telingaku
Kata-kata santun yang begitu mulia
Kini menjadi pedang musuh yang kurampas untuk membunuhnya
Lantunan syair-syair maha dasyat
Telah menjadi tamengku akan sebuah cahaya kebaikan
Kini aku telah menjadi penipu bahkan untuk diriku sendiri

Hidup semakin bias saja bagiku
Bahkan salib tergantung di dinding kamarku
Tak lagi insprasi berdoa hantarkan harapan-harapan baru
Malah ingin kujadikan alat menghujam jantungku
Yang begitu hitam dan kelam
Inikah kasih yang kukenal dulu

Oh Tuhan dan setan limpahkan murkamu akan aku
Akhiri perjalananku
Biarkan aku di neraka jahanam
Karna itu adalah bagian yang layak bagiku


0 komentar:

Posting Komentar