Jangan Malu Jadi orang batak

on Rabu, 27 April 2011

Horas to my huta

Dipopulerkan oleh: Simbolon Kids


Godang nuaeng dakdanak di hita Halak Batak, ai so diboto be marhata Batak.
Tarlobi ma dakdanak natubu di kota, dang diboto bona pasogitna.

Unang ma hita lupa sian dia haroronta, taingot ma bona ni pinasanta.
Tarlobi ma adatta, i ma adat Batak, ingkon do parsiajaranta.

Hamu angka dongan, na tinggal di kota, janganlah malu jadi Orang Batak.
Hamu ale dongan, si dongan mangodang, unang maila hita marhata batak.

Kira-kira artinya seperti berikut:
Telah banyak orang Batak, tidak bisa lagi berbahasa Batak.
Khususnya anak-anak yang terlahir di kota, tak kenal akan kampung halaman.

Janganlah kita lupa darimana kita berasal, kita musti ingat akan kampung halaman.
Terlebih akan adat, yakni adat Batak, haruslah kita pelajari.

Wahai sobatku,  yang tinggal di kota, janganlah malu jadi Orang Batak.
Kalian kawanku, kawan sebaya, jangan malu ngomong dengan bahasa Batak.

Ketika lagu ini sering aku dendangkan di kamar, sedikit tidaknya sangat mengganjal hati. Bagaimana mungkin orang Batak malu menjadi Batak, sedangkan segala aspek di negeri ini, motor penggeraknya tidak jauh dari kata Batak. Sebut saja dunia militer era orde lama dan orde baru hingga saat ini, bahkan dunia perpolitikan dan dunia hukum, sangat sarat akan orang-orang Batak. Sampai-sampai perfilman Indonesia yang mulai di tahun 70-an menggeliat, lakon para pemain film, sangat sering laku dengan adanya adegan lucu dan uniknya Batak. Sebut saja Naga Bonar yang logatnya kentara dengan logat batak yang kembali direcyle tahun 2000-an. Bahkan FTV di salah satu stasiun tv swasta nasional, belakangan ini, sangat sering adanya lakon ucok dan butet dengan kehidupan batak yang khas. Bukankah itu suatu hal yang membanggakan?
Memang sich tidak jarang juga kalau Batak itu diartikan dengan sopir angkot, tukang tambal ban, pedagang asongan dan dunia lain yang lebih sederhana tapi keras. Tapi itu juga masih membanggakan. Justru dengan adanya peran orang Batak di segala sendi kehidupan menunjukkan, bahwa orang Batak itu adalah orang yang merdeka, mandiri, kreatif, dan tidak mau meminta-minta.
Walau hidup keras, misi utama yang juga cita-cita yang sudah mendarah daging bagi bangsa Batak harus dijalankan. Dimana cita-cita tersebut adalah kesejahteraan(hamoraon), kemakmuran(hagabeon), kekuasaan (hasangapon).
Akan tetapi justru karena dorongan untuk mewujudkan cita-cita tersebut tidak jarang juga orang batak menjadi terlalu naif, sombong, angkuh, sering lupa diri. Sehingga menempuh jalur hidup yang simpel tanpa memandang resiko, dan akibatnya. Sering kali orang Batak juga menjadi preman-preman, perampok, bahkan menjadi koruptor. Tapi itulah Batak. :)

"Tiada gading yang tak retak, bukan???"

Sejenak kita kembali akan apa saja penyebab "malu" menjadi Batak, bisa kita lihat dari beberapa percakapan berikut ketika penulis pernah membuat status di facebook:
"Mengapa orang Batak malu menjadi orang Batak, jangankan kenal akan kesusastraan batak, bahkan berbahasa batak saja terkesan menjadi tabu, karena dianggap kolot. Segitunyakah gambaran kita akan Batak itu??"

A: tuntutan mencari sepiring nasi amang...pulang2 dari kantor uda tinggal tidur, gimana lagi sempat ngajarin anak-anak akan adat batak, marhata batak sajo pe loas ma diboto sian angka donganna. Molo jumpa tingkina botoonna do muse i.

B: Kritikus ama tukang komen yang banyak ya amang.
Alai tu angka natuatua i pe heran do iba, boasama dang dipasomalsomal ianakhonna marhata Batak, nunga piga keluarga Batak di pangarantoan on naboi lancar angka gelleng na marhata Batak?
Saya baru pulang kampung dan masuk jauh ke huta-huta. Nunga marhata Indonesia (khas Batak) angka dakdanak. Kusungkun goarna: "Brayen, Kepin, Ciril, Anggun, Sri, dst." Sampulu taon nari, Raja Parhata mungkin Justin Biebr nama.

C: Iya benar kyknya tulang, dr lima panca indera, hanya "lidah" lah kurasa yg lbh sering "diberdaya gunakan" org batak....:-)

D: Yup toho doi amang, unang ma jo bakat menulis, haru marhata batak pe so diantusi angka donganku be. Narohangku ma, didia do nuaeng salah ni i? Hmm...topik on ma saonari sedang hucoba2 mengangkat ke tulisan Amang. Anggiat angka donganku naposo i sembari mangacak2 stat niba disompathon manjaha napinanggurithon i.    

Dari segitu banyak uraian di atas, kita bisa melihat apa, siapa dan kenapa seperti itu Batak saat ini.
Semoga tulisan ini, membuka mata hati kita kembali, dan menghidupkan kecintaan akan Batak itu.
Kalau kita sendiri tidak peduli dengan budaya lagi, siapa lagi gerangan???


Horas jala gabe!!!

1 komentar:

Unknown mengatakan...

saya orang jawa.tapi suka banget sama lagu2 batak.klw dengerin lagu batak jiwa spt melayang ke dunia indah yang tak tau dimana..aq pasti googling lirik dan artinya....bravo lagu batak..:)

Posting Komentar